Remind Gandeng Australia dan Korea untuk Terbitkan Studi tentang Tantangan dan Solusi Limbah Elektronik Indonesia

Tantangan dan Solusi

Tantangan dan Solusi dalam Studi Kolaboratif

Remind (Recycling Materials Indonesia), yang diwakili oleh pendirinya Dzikri Soefihara, lulusan Magister dari TU Delft, berkolaborasi dengan para peneliti dari Swinburne University of Technology (Australia) dan University of Science and Technology (Korea) untuk menerbitkan artikel jurnal penting yang menganalisis keadaan daur ulang limbah elektronik (e-waste) di Indonesia. Studi tersebut menyoroti kebutuhan mendesak akan sistem daur ulang yang berkelanjutan dan terpadu yang dapat memulihkan bahan-bahan berharga sambil meminimalkan kerusakan lingkungan.

Limbah elektronik telah menjadi masalah ekonomi dan lingkungan yang besar di seluruh dunia. Sementara negara-negara maju telah membangun sistem daur ulang yang canggih, Indonesia masih menghadapi tantangan yang signifikan karena terbatasnya infrastruktur, rendahnya kesadaran masyarakat, dan kesenjangan regulasi. Studi ini memperkirakan produksi dan distribusi limbah elektronik Indonesia sekaligus meneliti peluang pemulihan ekonomi yang potensial, kerangka hukum, dan praktik daur ulang yang ada.

Tantangan Utama Pengelolaan Limbah Elektronik di Indonesia

Studi ini mengidentifikasi beberapa hambatan yang menghambat daur ulang limbah elektronik formal di Indonesia, termasuk:

  • Dominasi sektor informal dalam pengumpulan dan pengolahan limbah elektronik
  • Kurangnya regulasi dan infrastruktur untuk mendukung daur ulang formal
  • Rendahnya kesadaran masyarakat dan data yang tidak dapat diandalkan mengenai produksi sampah elektronik
  • Penelitian terbatas pada teknologi daur ulang tingkat lanjut
  • Kondisi sosial ekonomi dan geografis suatu negara yang beragam membuat solusi yang seragam sulit diterapkan

Solusi untuk Sistem Daur Ulang Limbah Elektronik yang Berkelanjutan

Untuk mengatasi tantangan ini, studi ini mengusulkan strategi untuk membangun sistem daur ulang limbah elektronik yang berkelanjutan di Indonesia. Strategi ini meliputi peningkatan sistem pengumpulan, pengembangan rute pemrosesan yang efisien, dan pengintegrasian pelaku utama dalam pengelolaan limbah elektronik, mulai dari pengumpulan dan pra-pengolahan hingga ekstraksi logam.

Dengan menerbitkan penelitian ini, ReMIND, Universitas Teknologi Swinburne, dan Universitas Sains dan Teknologi bertujuan untuk mendorong diskusi kebijakan, meningkatkan kesadaran, dan mendorong investasi dalam solusi limbah elektronik berkelanjutan untuk masa depan Indonesia.